Dariku (Lelaki Sederhana) Untukmu (Para Muslimah)

Tiada pernah bermaksud untuk menggurui atau semacamnya, karena tidak menutup kemungkinan ilmu agama kamu lebih baik dan lebih banyak daripada aku. Kenapa aku berkata demikian? Karena penulis surat ini buknalah seorang ustadz, bukan seorang alim ulama, bukan pula lulusan pondok pesantren, tetapi lelaki yang menulis surat untukmu ini hanyalah laki-laki biasa yang terus belajar dan memperbaiki diri. Seorang laki-lak biasa yang terkadang menjerit dalam kesendiriannya melihat dan menyaksikan kondisi kamu para wanita terbaik Indonesia.

Miris rasanya ketika ditanyakan agama, kamu para wanita dengan ringan menjawab islam tetapi prilaku dan tindakan kamu masih belum mencerminkan islam, kamu yang masih menebarkan pesona disetiap sudut kota, yang masih belum menutup auratmu dengan dalih “masih belum siap lah, hijab hati dulu lah” sebenarnya apa sih yang kalian tidak siap? Memang rencana hidup sampai kapan? Memang kamu sudah tau kontrak hidup sampai umur berapa hingga berkata demikian? Memangnya ada ya, yang berani menjamin kita bisa hidup 10 tahun lagi, 1 tahun lagi, atau 1 satu menit setelah ini? Jika ada yang berani menjamin maka pastilah sudah diberikan penghargaan terbaik sepanjang massa.

Tidak dipungkiri memang bahwasanya paras yang cantik, tubuh yang elok dan prilaku yang baik adalah sebagian dari sekian banyak daya tarik yang paling nampak dari seorang wanita. Tetapi pernahkan terpikir dalam benak kamu para wanita Indonesia? Ketika engkau memulai sesuatu dengan menebarkan pesonamu, seketika itu pula gerbang neraka mulai tebuka lebar untukmu, untuk ayahmu, saudara laki-lakimu bahkan juga bisa menyeret suamimu jika engkau sudah bersuami. Bayangkan saja, karena kelakuanmu semua anggota keluarga yang enkau akungi akan engkau seret ke neraka. Bukankah kita semua mengharapkan kehidupan yang lebih baik di akhirat nanti? Bahkan sampai ada yang pernah bilang jikalau seburuk-buruknya perilaku seseorang pastinya dia menginginkan untuk mendapat kehormatan yang tinggi nantina. Lalu bagaimana dengan kamu? Pertanyaan ini hanya kamulah sendiri yang mampu menjawabnya duhai saudariku. Mari kita berkamui-kamui, sekamuinya seseorang terpikat karena pesonamu itu kemudian mengumbar kata cinta padamu dengan mudahnya. Apa yang akan kamu lakukan dan katakana pada lelaki tersebut?

Baca Juga:  Masih Pantaskah Kita Berbangga (Muhasabah 1)

Misalkan saja kamu menjawab “kamu lho baru kenal aku, masak udah bilang cinta secepat itu” dan bisa dipastikan sang lelaki akan menjawab “aku jatuh cinta padamu pada pkamungan pertama.” Mohon maaf saudariku, sebagai lelaki penulis juga tahu bagaimana busuknya seorang lelaki ketika fikirannya sudah dirasuki dengan hawa nafsu, bukan lagi seperti buaya melainkan sudah seperti singa yang kelaparan. Ya, memang begitulah adanya. Apakah ada yang namanya jatuh cinta pada pkamungan pertama? Aku jawab tidak ada. Karena cinta tidak semudah itu bisa diprediksi, bisa jadi dia hanya sekedar suka, sekedar kagum dengan kecantikanmu atau apalah. Ketika kamu kemudian memutuskan untuk menerima pernyataan cintanya maka aka nada dua kemungkinan secepat mungkin kamu akan tersakiti olehnya, atau kemungkinan besar kamu ditinggalkan ketika sudah ditemukannya wanita yang lebih cantik dari kamu. Lalu bagaimana kemudian jika ada seseorang yang terpesona mlihatmu ketika engkau sedikit berlagak dalam berjalan atau ketika aurat engkau umbarkan, kemudian sang lelaki menggangu bahkan menggoda kamu? Sebagian besar dari kamu pasti akan merasa rishi atau bahkan ada yang bilang “mas, itu mata bisa gak jelalatan gitu!”. Mari kita berfikir, sebenarnya siapa yang patut untuk disalahkan? Lelaki yang menggoda kamu karena naluri kelaki-lakiannya? Ataukah kamu yang mengumbar aurat sehingga diganggu?

Lalu bagaimana cara mengatasi hal-hal yang demikian? Bisa kamu coba tips ini duhai saudariku.

1. Ubah pola fikir kamu terhadap hijab/jilbab, coba kamu tanyakan pada sahabat kamu yang menggunakan jilbab dengan benar, apakah banyak yang mengumbar kata cinta padanya? Aakah bayak yang mengganggu dan menggodany?

2. Cobalah untuk merubah penampilan kamu secara bertahap. Mulai dari kurang menggunakan pakaian yang tidak transparan atau yang biasa-biasa saja. Jika masih ada yang mengganggu dan menggodamu maka lakukanlah perbaikan kembali hingga benar-benar kamu berhijab/berjilbab sebenar-benarnya hijab. Tapi bagaimana mas jika lingkungan aku tidak mendukung untuk berubah secara bertahap? Jawabannya adalah silahkan kamu istiqamahkan jalan yang sudah kamu pilih, kemudian lihat reaksi mereka yang dulunya mengganggu dan menggodamu. Aku yakin lelaki itu sudah mulai sungkan untuk mengganggu kamu.

Baca Juga:  5+ Tips Meraih Percaya Diri di Depan Audience

3. Jika sudah sampai ketahap itu maka istiqamahkan.
 

4. Jangan pernah percaya terhadap ucapan-ucapan lelaki yang dengan mudahnya mengumbar kata saying, kata cinta padamu. Yakinlah jika perkataan itu hanya untuk menarik perhatian kamu saja. Jika memang dia mencintai kamu dia tidak akan pernah mengumbar cinta, tetapi dia akan langsung mengambil tindakan dengan melamar kamu. Yakin deh.

5. Jika kamu berdalih takut tidak mendapatkan pasangan, takut dikucilkan karena kamu jomblo? Jangan takutkan hal yang demikian wahai saudariku. Matahari sendiri tetap masih bisa bersinar, bukakah dalam Al-Qur’an sudah ada pernyataan bahwasanya “perempuan yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan begitu pula sebaliknya.” Jadi bersabarlah, jika kamu sudah memperbaiki diri yakinlah bahwa jodoh kamu sedang dipersiapkan, mungkin bukan dia yang engkau kagumi tetapi bisa jadi dia adalah seorang imam yang mampu membimbingmu hingga mendapatkan predikat syurga sebagai wanita dan istri shaleha.

“Satu nasihat kecil untuk kamu duhai saudariku. Wanita terbaik bagi pria terbaik bukanlah yang cantik dan anggun, tetapi wanita yang jika dipkamung menentramkan dan memberikan ketenangan, yang menundukkan diri dengan ibadahnya dalam lingkup taat. Bukan yang memberikan pesona pada banyak mata, tetapi dia yang terus belajar untuk bekalnya membimbing anak-anaknya nanti. Bukan dia yang tidak pernah menangis, tetapi yang menitikkan air mata karena ketaqwaannya.”

About the author: ilhamsadli

Penikmat senja dan puisi, selain juga suka dengan tantangan baru. Berhenti belajar artinya aku mati

Related Posts

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.